Sepertinya ia ratusan kilometer jauhnya dari semua masalah.' Ini adalah pertama kali aku membaca karya Kusumastuti Fischer dan aku suka dengan pemilihan setting ceritanya yang unik yaitu di sebuah perkebunan anggur. Aku sendiri belum pernah melihat perkebunan anggur sebelumnya, jadi membaca buku ini juga.
Mereka terdiam. Tanpa kata, namun bukan tanpa makna. Ketika cinta menebarkan mantranya, sebuah senyum mampu membuka seluruh bulir rasa. Wilayah perkebunan anggur di selatan Austria itu menjadi tempat Roz menyembuhkan luka hati karena dikhianati rekan kerjanya.
Di tengah deretan pohon anggur serta penduduk pedesaan yang ramah dan menyenangkan, Roz berharap bisa mena Mereka terdiam. Tanpa kata, namun bukan tanpa makna.
Ketika cinta menebarkan mantranya, sebuah senyum mampu membuka seluruh bulir rasa. Wilayah perkebunan anggur di selatan Austria itu menjadi tempat Roz menyembuhkan luka hati karena dikhianati rekan kerjanya. Di tengah deretan pohon anggur serta penduduk pedesaan yang ramah dan menyenangkan, Roz berharap bisa menata lagi kehidupan pribadinya yang terlupakan demi ambisinya berkarier. Bjorn Baum dan Dagny Kerulaner adalah dua pria yang membuat Roz menemukan sisi lain dirinya. Tapi tak disangka oleh Roz, satu dari dua pria tersebut melakukan hal keji yang nyaris membuat Roz melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Merasa 'dijegal' oleh teman kerjanya sendiri, proyek yang selama beberapa bulan tidak bisa membuat tidur Roz tenang diaku oleh orang lain, yang dengan jelas tidak berbuat apa-apa, hanya menggantungkan nama, semua dikerjakan oleh Roz namun malah dia yang menghadiri international meeting, di mana sebelumnya selalu Roz yang mewakili. Roz ingin memberi pelajaran kepada teman sekantornya tersebut, dia akan cuti selama tiga minggu, ingin melihat bisa apa tanpa kehadiran 'Miss Fix-it'. Karena tanpa ren Merasa 'dijegal' oleh teman kerjanya sendiri, proyek yang selama beberapa bulan tidak bisa membuat tidur Roz tenang diaku oleh orang lain, yang dengan jelas tidak berbuat apa-apa, hanya menggantungkan nama, semua dikerjakan oleh Roz namun malah dia yang menghadiri international meeting, di mana sebelumnya selalu Roz yang mewakili. Roz ingin memberi pelajaran kepada teman sekantornya tersebut, dia akan cuti selama tiga minggu, ingin melihat bisa apa tanpa kehadiran 'Miss Fix-it'.
Karena tanpa rencana, Roz bingung ingin menghabiskan liburan kemana, kemudian sekretaris Roz mengabarkan kalau dia juga akan cuti, Lisa akan kembali ke rumah karena akan ada acara pernikahan di guest house milik ibunya. Sebuah tempat yang amat indah, sering dijadikan lokasi pernikahan, sebuah perkebunan anggur. Kota asal Lisa adalah kota wine terbesar se-Austria, Langenlois. Roz pun mendapatkan ide untuk menghabiskan liburan, bebas dari pekerjaan dan sakit hati dikhianati teman kerjanya.
Di Langenlois, Roz terpesona akan indahnya ladang anggur yang sangat luas, merasakan memetik anggur, memakan langsung dari pohonnya, melihat proses pembuatan wine, suasana pedesaan yang masih asri, tempat yang membuatnya damai dan dapat melupakan segala masalah. Namun, Roz memang terbebas dari masalah dan pekerjaan, tapi tidak dengan Lisa. Ternyata selama ini keluarga Lisa terancam bangkrut pasca ditinggal pergi oleh kakaknya, banyak sekali hutang yang ada di bank, hanya dengan menjual guest house peninggalan leluhur yang banyak memiliki nilai sejarah dan perkebunan anggur dia dapat melunasi semuanya. Roz yang tidak bisa diam kalau ada masalah, terlebih yang melilit sekretaris sekaligus orang yang menemaninya selama liburan ini kesusahan, dia tergerak ingin membantu. Tidak hanya itu, Roz juga bertemu dua laki-laki yang membuat perasaanya jungkir balik. Bjorn Baum, bintang film action yang sangat menawan dan tidak jarang menggoda Roz, tipe lelaki ceria yang mudah beradaptasi dengan orang asing, Roz pun langsung bisa dekat dengannya. Kedua adalah Dagny Kerulaner, pria berewok yang pendiam dan misterius, pemilik perkebunan anggur Kerulaner, yang tinggal bersebelahan dengan Hennerhof, ladang anggur milik keluarga Lisa.
Entah bagaimana caranya kehadiran Dagni yang selalu tanpa terencana bisa membuat Roz nyaman dan membawanya ke dalam petualangan seru. Namun, tanpa Roz kira kedua lelaki tersebut memiliki rahasia yang nantinya akan membawa serta dirinya kedalam masalah baru. 'Ada yang aneh rasanya jika aku tahu ada masalah, terus aku hanya diam-diam saja. Sok tidak tahu. Apalagi kalau aku tahu, kalau aku dapat membantu. Biarpun sedikit.' 'Mungkin aku takut menjadi tua seperti orangtuaku.
Jika tidak melarikan diri dari masalah, atau membesar-besarkan masalah. Dua-duanya tidak menjawab apa-apa.
Yang ada malah masalah makin menggunung dan meledak sekalian.' Kali kedua membaca karya dari K. Fischer, kali ini saya disuguhi pemandangan ladang anggur dan seluk beluk wine, sangat menarik karena sebelumnya saya belum pernah membaca cerita yang bertema sama, walau dari segi romance terbilang mainstream, setidaknya penulis ingin membuat ceritanya sedikit berbeda dari kebanyakan kisah cinta. Bagian awal kita akan langsung mendapatkan suasana yang asri layaknya pedesaan yang belum tersentuh oleh teknologi. Saya langsung kepincut ingin ke Langenlois, memetik anggur dan berjalan-jalan di ladang anggur, masalah dijamin bakalan langsung hilang. Dalam hal deskripsi latar penulis bisa diacungi jempol, karena terasa nyata dan membuat saya ingin mengunjungi Langenlois. Tapi sayangnya liburan yang dialami Roz tidak seperti yang dia inginkan, terbebas dari masalah, di Hannerhof dia mendapatkan tantangan seru, meyelesaikan masalah orang lain, di mana tidak ada habisanya.
Satu masalah muncul, datang lagi masalah baru, belum lagi rekannya yang ada di Vienna, Hubbert, terus saja menguber Roz untuk mendapatkan data proyek yang dijadikan bahan dalam international meeting. Dari segi konflik utama bisa dibilang cukup menarik walaupun bukan Roz sendiri yang mengalaminya, namun lewat konflik pemeran pembantu nantinya juga merembet ke masalah yang akan dihadapi Roz sendiri, dalam hal ini melibatkan perasaanya, kegalauan antara Bjorn atau Dagny, dua orang yang sudah berselisih lama dan saling menghindari. Satu penggoda, satunya lagi pendiam dan pemalu. Penulis cukup sukses membangun karakter para tokohnya. Saya suka sekali dengan Dagny, tipe cowok baik-baik yang sangat mementingkan perasaan perempuan, menghormati mereka.
Bagian ketika Roz dan Dagny bertemu adalah bagian favorit saya, selain terasa romantis juga seru. Ini novel pertama penulis yang kubaca dan memang sejak awal tidak terlalu berekspektasi tinggi terhadap amore ini. Seperti tipikal amore yang sudah pernah kubaca, ini tetap mengangkat tema percintaan yang tidak ada habisnya untuk dibahas. Novel ini menceritakan kisah romansa yang berbeda, dengan setting perkebunan anggur di Austria. Kita seakan diajak berpetualang dipedesaan yang didominasi dengan kebun-kebun anggur dan memang Langenlois terkenal dengan penghasil 'wine'. Jujur awal membaca kisah i Ini novel pertama penulis yang kubaca dan memang sejak awal tidak terlalu berekspektasi tinggi terhadap amore ini. Seperti tipikal amore yang sudah pernah kubaca, ini tetap mengangkat tema percintaan yang tidak ada habisnya untuk dibahas.
Novel ini menceritakan kisah romansa yang berbeda, dengan setting perkebunan anggur di Austria. Kita seakan diajak berpetualang dipedesaan yang didominasi dengan kebun-kebun anggur dan memang Langenlois terkenal dengan penghasil 'wine'. Jujur awal membaca kisah ini, agak sedikit bosan dengan deskripsi yang terlalu detail dan narasi yang tak berkesudahan untuk menggambarkan Langenlois, apalagi sampai berlembar-lembar.
Tapi untungnya tidak terlalu kepanjangan juga, akhirnya kisahnya pun bergulir mengalir dan lancar. Novel ini mengisahkan tentang Rozalia, yang sering dipanggil Roz, yang merasa dikhianati oleh rekan kerjanya, Hubert untuk proyek yang mereka tangani bersama, yang malah diakui Hubert sebagai hasil kerjanya sendiri. Roz pun memutuskan untuk rehat sejenak dari rutinitas kantornya, dia memutuskan untuk mengambil liburan selama 3minggu. Akhirnya, karena belum ada tempat tujuan, Roz pun tertarik untuk berlibur ke Langenlois, tempat tinggal Lisa, sekretarisnya. Disanalah, Roz tinggal di Hennerhof, rumah yang dikelilingi oleh perkebunan anggur yang sangat luas. Roz pun bertemu dengan 2 sosok pria yang berbeda, Bjorn dan Dagny.
Kesan pertama yang begitu berbeda. Interaksi yang lebih intens, akhirnya menyadarkan Roz bahwa tidak bisa menilai seseorang begitu saja dari wajah dan penampilannya, seperti kata pepatah 'don't judge a book by it's cover'. Perlahan-lahan semua fakta terungkap, mana pria yang benar-benar tulus atau hanya sekedar memanfaatkan Roz saja, apalagi Roz ternyata tidak hanya berlibur di Hennerhof, dia malah terlibat lebih dalam dengan kasus yang terjadi pada Hennerhof. Roz merasa tidak bisa tinggal diam begitu saja, membiarkan Lisa dan Hennerhof harus bangkrut dan semua disita oleh bank karena utang yang telah jatuh tempo.
Dan ternyata, hal ini makin diperparah bahwa diantara Bjorn dan Dagny ada yang memang sangat menginginkan Hennerhof. Bagaimana akhir kisah Roz? Siapakah yang akan dipilihnya? Bagaimana nasib Hennerhof, masih bisakah diselamatkan? Baca sendiri kisah Roz dengan segala problematikanya dengan setting perkebunan anggur yang begitu memikat, kita akan terpesona. Jalinan cerita yang mengalir, pengetahuan tentang jenis-jenis wine, cara pembuatannya merupakan bonus yang menarik, sayang untuk dilewatkan ^^.
Walau aku kurang begitu suka dengan sikap Roz yang terkesan 'gampangan', padahal baru kenal dan berkencan, tapi overal Blue Vino bisa menjadi pilihan. Gak sabar untuk membaca karya penulis lainnya. Novel Amore ketiga yang saya baca kalau nggak salah, dan tergoda karena ulasan Yuli Pritania yang biasanya emang selalu jujur.
Tergoda dengan embel-embel narasinya yang cerdas, dan sangat saya akui. Tapi ya, nggak sempurna juga sih. Voice tokoh di narasi ini ganggu banget. Ngerusak tone narasi yang udah enak, terus karena ini pov 3, lebih enak kalau voice-nya disamarkan dengan narasi--ya, karena membaca 'pikirnya', 'rasa-rasanya', atau 'harapnya' lebih enak daripada tiba-tiba tulisan berubah ita Novel Amore ketiga yang saya baca kalau nggak salah, dan tergoda karena ulasan Yuli Pritania yang biasanya emang selalu jujur. Tergoda dengan embel-embel narasinya yang cerdas, dan sangat saya akui.
Tapi ya, nggak sempurna juga sih. Voice tokoh di narasi ini ganggu banget. Ngerusak tone narasi yang udah enak, terus karena ini pov 3, lebih enak kalau voice-nya disamarkan dengan narasi--ya, karena membaca 'pikirnya', 'rasa-rasanya', atau 'harapnya' lebih enak daripada tiba-tiba tulisan berubah italic dengan sudut pandang orang pertama, dan biasanya ditaruh di awal atau akhir paragraf. Ini mah di mana-mana. Dan, voice Roz di narasi ini nggak memperlihatkan Roz yang separuh Indonesia yang udah lama tinggal atau bahkan menetap di Winna, tapi seperti orang Indonesia yang baru ke sana. Misalnya saat dia bilang kalau di perkebunan atau pembuat anggur itu apakah ada air mineral?
Apakah setiap hari minum wine, terus mabuk tiap hari. Yaela, itu mah joking orang-orang sini. Joke yang garing juga sih sebenarnya. Kalau ceritanya, saya nggak begitu suka cerita yang romance-nya kental. Lebih seneng baca romance yang nggak terlalu banyak. ' Roz menyandarkan kepalanya ke sofa.
Ia tidak dapat mengingat, kapan terakhir kalinya ia merasa begitu nyaman seperti sekarang. Sepertinya ia ratusan kilometer jauhnya dari semua masalah.' Ini adalah pertama kali aku membaca karya Kusumastuti Fischer dan aku suka dengan pemilihan setting ceritanya yang unik yaitu di sebuah perkebunan anggur. Aku sendiri belum pernah melihat perkebunan anggur sebelumnya, jadi membaca buku ini juga sekaligus menjadi pengalaman yang baru untukku. Penulis mendeskrips ' Roz menyandarkan kepalanya ke sofa. Ia tidak dapat mengingat, kapan terakhir kalinya ia merasa begitu nyaman seperti sekarang. Sepertinya ia ratusan kilometer jauhnya dari semua masalah.'
Ini adalah pertama kali aku membaca karya Kusumastuti Fischer dan aku suka dengan pemilihan setting ceritanya yang unik yaitu di sebuah perkebunan anggur. Aku sendiri belum pernah melihat perkebunan anggur sebelumnya, jadi membaca buku ini juga sekaligus menjadi pengalaman yang baru untukku. Penulis mendeskripsikan dengan detail bagaimana rasanya berada di Langenlois dan menikmati pemandangan kebun anggur yang terdapat di sana. Kisahnya tentu saja berpusat pada karakter utamanya, Roz, yang sedang berusaha melupakan masalah pekerjaannya namun malah dihadapkan dengan masalah-masalah yang baru. Konflik yang terlibat dalam cerita ini menyangkut Hennerhof yang terbelit masalah dan juga hubungan Roz yang rumit dengan Bjorn dan Dagny.
Aku suka bagaimana penulisnya berhasil membaurkan kedua konflik tersebut menjadi satu pada akhirnya:) Ending-nya sendiri cukup memuaskan karena semua konflik yang terjadi berhasil diselesaikan dengan baik. 'Bagaimana mungkin selama ini ia dapat dibodohi pria itu. Bagaimana mungkin.' Sayangnya, tidak ada karakter yang terlalu berkesan untukku dari buku ini; tetapi aku rasa karakter Dagny adalah yang paling aku sukai di antara semua yang terlibat dalam ceritanya. Walaupun ia tidak memberikan kesan pertama yang baik, sesungguhnya Dagny adalah sosok yang manis:) Aku sangat senang sewaktu Dagny melakukan transformasi dengan 'membersihkan' diri serta wajahnya, karena di bayanganku sebelumnya Dagny sangat lusuh. Dan meskipun Roz adalah karakter utama cerita ini, harus kuakui bahwa aku sama sekali tidak menyukai karakternya. Aku sudah agak sebal dengan Roz yang dengan begitu mudah terbuai oleh pesona Bjorn, dan lebih sebal lagi saat ia juga mulai dekat dengan Dagny.
Ada suatu saat ketika aku merasa kasihan pada Dagny yang diperlakukan demikian oleh Roz:( Tentunya aku tidak akan menceritakan dengan detail setiap adegannya supaya tidak spoiler, yang jelas aku sama sekali tidak bisa bersimpati dengan karakter utama cerita ini. Sedangkan karakter Bjorn juga tidak kalah menyebalkan. Aku juga tidak akan membahas terlalu banyak tentang karakter ini supaya tidak memberikan spoiler terlalu banyak bagi yang belum membaca buku ini; yang jelas aku tidak suka karakter Bjorn. This review has been hidden because it contains spoilers. To view it, Meiner Meinung nach ist das Buch sehr interessant.
Alur & plotnya sudah ok, cm masih banyak kalimat2 yang terkesan berbelit2. Dan juga terlalu descriptive.
Seringkali gw skip deskripsi ttg perkebunan anggur maupun keadaan sekitar yang bs mencapai 1halaman penuh. Gw tau sih, sang penulis berusaha untuk menjelaskan ttg ladang anggur yang asing untuk org2 yg tinggal di negara tropis kek kt. But please, I'm reading a novel & not an encyclopedia. Too lengthy & wordy. Crt mulai dr Roz, seo Meiner Meinung nach ist das Buch sehr interessant. Alur & plotnya sudah ok, cm masih banyak kalimat2 yang terkesan berbelit2.
Dan juga terlalu descriptive. Seringkali gw skip deskripsi ttg perkebunan anggur maupun keadaan sekitar yang bs mencapai 1halaman penuh. Gw tau sih, sang penulis berusaha untuk menjelaskan ttg ladang anggur yang asing untuk org2 yg tinggal di negara tropis kek kt.
But please, I'm reading a novel & not an encyclopedia. Too lengthy & wordy. Crt mulai dr Roz, seorang workaholic yang baru ketipu sm rekan kerjanya & mutusin untuk cuti 3minggu. Sekretarisnya, Lisa mengajaknya untuk liburan di Hennerhof, ladang anggur milik keluarganya. Disana Roz bertemu dgn 2 pria, Bjorn sang aktor & Dagny petani di ladang tetangga.
Roz yang berasal dr keluarga broken home selalu mencoba untuk menyelesaikan segala masalah, sekalipun itu bkn masalahnya sampe2 ia mendapat julukan Miss Fix-It. Begitu mengetahui Hennerhof sdg mengalami masalah, ia dgn sukarela membantu. Crtnya lbh menyorot masalah Hennerhof dibanding masalah cinta Roz. Mnurut gw si Roz rada gampangan sih. Ngeliat cwo ganteng lgsg deh klemer2 lumer.
Trus begitu tau si Bjorn itu bastard, lgsg lari ke pelukan Dagny. Untung si Roz ga terlalu bodoh untuk mengetahui siapa yang bermaksud jahat.
Akhirnya persoalan terselesaikan dgn bantuan Dagny, si petani yang ternyata gak begitu gembel (malah super ganteng & pinter). And they live happily ever after (or at least for now). Contoh kalimat yang rada ribet (versi gw) Roz tidak bisa tidak, hanya mampu mengikuti kemana Dagny pergi.
Sebenarnya kalo ditulis 'Roz hanya mampu mengikuti kemana Dagny pergi' juga udah cukup sih menurut gw. Percakapan di telpon yang one-sided juga agak aneh. Overall, buat ceritanya yang nge-flow kayak air, gw sematkan 3bintang buat Blue Vino.
Buku ini hasil menang giveaway dari mbak Dinoy, hehehe. Buku ini bercerita tentang Roz, miss Fixed-It yang akhirnya berlibur setelah enam tahun enggak pernah cuti *buset dah*.
Tapi bukannya anteng liburan, dia malah nyelesaiin masalah sekretarisnya dan terjebak cinta segitiga. First impression: baca buku ini berasa baca Harlequin. In a good way sik, mengingat meski penulis asli Indonesia tapi udah lama di Austria.
Dan detail tempatnya jago banget. Berasa banget feel luar negerinya. Dengan Buku ini hasil menang giveaway dari mbak Dinoy, hehehe.
Buku ini bercerita tentang Roz, miss Fixed-It yang akhirnya berlibur setelah enam tahun enggak pernah cuti *buset dah*. Tapi bukannya anteng liburan, dia malah nyelesaiin masalah sekretarisnya dan terjebak cinta segitiga. First impression: baca buku ini berasa baca Harlequin. In a good way sik, mengingat meski penulis asli Indonesia tapi udah lama di Austria.
Dan detail tempatnya jago banget. Berasa banget feel luar negerinya. Dengan tokoh yang asli sana kecuali si Roz yang campuran Indonesia (cuma fakta ini aja yang nyerempet Indonesia), selebihnya Austria banget. Mana gaya penulisannya bikin gue serasa baca novel terjemahan.
Second, gue suka gaya penulisannya. Enggak menye-menye mendayu-dayu gitu. Cukup straight to the point. Me likey too. Third, gue suka tokoh-tokohnya. Penggambarannya pas. Enggak too good to be true.
Fourth, konfliknya gue rasa pas. Romance-nya, konflik pekerjaannya, dan masalah utama, yaitu Hennerhof yang menggiring ke konflik cinta. Jadi, enggak semata dari awal langsung cinta aja. Untuk Amore, lumayanlah ini mengobati kekecewaan gue setelah baca Amore-Amore lainnya yang cukup bikin emosi jiwa, hehehe. Ditunggu karya selanjutnya, mbak. Btw, buat editor.
Kok ada hutang dan di lain kesempatan utang. Yang baku kan utang. Cuma itu aja sik.
Kecele kayaknya, etapi kata hutang ini lumayan banyak, lho. Di bagian agak menuju akhir. Awal tahu novel ini sih karena Minjul. Beberapa minggu ini saya tidak up date soal perkembangan dunia buku. Dan memang lagi malas membaca sebuah novel, lagi suka membaca komik. Novel ini sebenarnya mau saya baca ketika liburan panjang.
Lumayanlah, dua minggu gak pergi kemana-mana cuma baca. Terlebih Reading Challenge saya sudah tuntas. Tetapi yang namanay rencana hanya sekdar rencana. Keinginan untuk membaca lebih besar darpada keinginan melanjutkan rencana. Cukup semalaman saya membacanya. Dari se Awal tahu novel ini sih karena Minjul.
Beberapa minggu ini saya tidak up date soal perkembangan dunia buku. Dan memang lagi malas membaca sebuah novel, lagi suka membaca komik. Novel ini sebenarnya mau saya baca ketika liburan panjang. Lumayanlah, dua minggu gak pergi kemana-mana cuma baca. Terlebih Reading Challenge saya sudah tuntas.
Tetapi yang namanay rencana hanya sekdar rencana. Keinginan untuk membaca lebih besar darpada keinginan melanjutkan rencana. Cukup semalaman saya membacanya.
Dari segi cerita. Lucu sih, seorang wanitia yang di juluki Fixed-It akhirnya berlibur setelah enam tahu tidak pernah mengambil cuti. Tetapi bukan liburan yang dia dapat malah membuat dia membereskan permasalahn sang sekertaris.
Berawal tak tahu akan kemana dia berlibur, dia meminta Lisa sang sekertaris untuk memperkenalkan kota kelahiran Lisa. Berhubung Lisa ada perlu di rumahnya maka mereka berdua pergi ke Ruma lisa.
Sebuah perkebunan Anggur terus terlihat sepanjang perjalanan memasuki rumah Lisa. Selama berlibur Roz, di dekati oleh dua orang pria salah satunya nanti akan menjadi kekasih hatinya. Karena males nulis. *tetep* kalian baca saja,ya. Saya sih suka karena bahasanya yang asik:) 3.5 bintang di genapkan menjadi 4 bintang;). Agak telat sih emang baca ini ya?
Padahal awal nih novel terbit emang udah dibikin penasaran banget, dan jujur aja gue amat sangat jatuh cinta sama cover nya, dan baca sinopsisnya pun dibikin jatuh cinta lagi karena cerita ini setting nya di perkebunan anggur *bayangin film meteor garden* Gimana sama ceritanya? Intinya, Roz merasa dikhianati oleh teman kerjanya. Katakanlah hasil kerja Roz diaku-aku oleh teman kerjanya.
Jadi Roz memutuskan untuk cuti sementara dan pergi berlibur ke tempat tinggal Agak telat sih emang baca ini ya? Padahal awal nih novel terbit emang udah dibikin penasaran banget, dan jujur aja gue amat sangat jatuh cinta sama cover nya, dan baca sinopsisnya pun dibikin jatuh cinta lagi karena cerita ini setting nya di perkebunan anggur *bayangin film meteor garden* Gimana sama ceritanya? Intinya, Roz merasa dikhianati oleh teman kerjanya. Katakanlah hasil kerja Roz diaku-aku oleh teman kerjanya. Jadi Roz memutuskan untuk cuti sementara dan pergi berlibur ke tempat tinggal sekretarisnya, Lisa. (lho namanya sama kya aku) tepatnya di Langenlois, wilayah perkebunan selatan Austria. Nah tempat tinggal Lisa ini dipenuhi oleh perkebunan anggur dan yap memang penghasil wine terbaik.
Disana Roz bertemu dengan 2 pria, yaitu Bjorn dan Dagny. Awalnya Roz jatuh cinta sama Bjorn, tapi tak disangka Bjorn sudah punya istri (yang katanya sih udah pisah) dan 3 orang anak. Sampai akhirnya ada suatu masalah dengan tempat tinggal Lisa dan perkebunan anggurnya, disini gue agak kurang ngerti sih sama masalahnya, intinya mah keluarga Lisa ini punya hutang sama bank. Dan bank ini mau nyita semua rumah tinggal Lisa beserta tanah dan perkebunan anggurnya di Hennerhof. Sampai akhirnya Roz turun tangan untuk Bantu Lisa agar Hennerhof beserta isinya gk disita bank, dan bank mengabulkan permintaan Roz itu untuk memberi tenggang waktu bayar utangnya.
Tapi ternyata ada orang yang mau beli Hennerhof ini, jadilah bank mutusin tetep nyita Hennerhof dan ngejual sama orang yang mau beli itu. Awalnya Roz menyangka Dagny lah yang mau beli Hennerhof, ternyata dalang dibalik semuanya adalah Bjorn. Disini gue sempet ngeduga bakal ada aksi criminal gitu, kya si Roz lah mungkin mau dibunuh sama Bjorn, tapi nyatanya gk. Ini yang bikin gue salut, gk ada sinetron sama sekali ^^ Yauda udah bisa nebak kan ya endingnya gimana? Si Roz sama Dagny akhirnya ^^ Intinya mah begitulah yaa, kalo ada yang salah ya maafkan saya, karena emang gue agak gk mudeng sama masalah Hennerhof ini._. Tapi yang jelas, gue suka sama alur ceritanya, ngalir dan lancar, sama sekali gk ada drama apa pun bentuknya. Ditambah cara penulis mendeskripsikan HAMPARAN KEBUN ANGGUR ini bikin gue penasaraannnn dan mau liat kya apaaaaa!!!!!
Bener-bener romantis banget emang, bacanya bikin ngiler dan mupeng gimana gitu yaa. Pokoknya emang nyentuh hati juga sih. Jadi gue bakal kasih 5 bintang untuk cerita ini. 4 ceritanya, dan 1 untuk covernya yang bener2 bikin gue jatuh cinta banget, bahkan mungkin patut dikasih 5 kali yaa ditambah dengan judulnya BLUE VINO yang bikin perfect dimata gue ^^ Dan buat lo yang mau baca novel yang bersetting diluar Indonesia, you must read. Cara penulis menyampaikan apa yang diceritainnya ini, bener2 bikin nyentuh hati ^^. Nge-review novel ini karena aku lagi ikutan giveaway dan semoga bisa menang buat dapetin novel ini GRATIS. Hehe Suka dengan novel yang menceritakan suatu tempat secara detail, apalagi kalau semua keindahannya tergambarkan dengan baik diwakilkan oleh untaian kata yang aku harap tidak membosankan.
Selama ini selalu baca novel terjemaha korea selatan dan jepang, sudah biasa sama ke dua negara itu, kali ini membaca review novel ini yang ternyata membahas negara Austria, tepatnya Langenlois. Sebuah tem nge-review novel ini karena aku lagi ikutan giveaway dan semoga bisa menang buat dapetin novel ini GRATIS. Hehe Suka dengan novel yang menceritakan suatu tempat secara detail, apalagi kalau semua keindahannya tergambarkan dengan baik diwakilkan oleh untaian kata yang aku harap tidak membosankan.
Selama ini selalu baca novel terjemaha korea selatan dan jepang, sudah biasa sama ke dua negara itu, kali ini membaca review novel ini yang ternyata membahas negara Austria, tepatnya Langenlois. Sebuah tempat perkebunan anggur.
Sesuatu yang baru untukku. Terlebih dalam novel ini sag penulis memberikan kita pelajaran mengenai wine dan jenis-jenisnya, serta cara pembuatannya ^^ tentu saja ini bukan novel tentang Perkebunan anggur, melainkan tentang kehudipan seorang Roz, Rozalia. Wanita yang kurang lebih enam tahun bekerja tanpa cuti atau liburan akhirnyaa memilih untuk menikmati kehidupannya, ia memiilih untuk liburan di Hennerhof. Tempat yang awalnya ingin dia jadikan untuk tempat berlibur dan menikmati pemandangan, menghabisi waktu liburnya untuk berjalan-jalan dan bersenang-senang. Namun kenyataannya, di sana ia ikut terlibat dalam sebuah kasus yang besar. Dan di tempat itu jugalah ia bertemu dengan dua pria yang akan menghiasi hari-hari liburannya Bjorn dan Dagny.
Pria yang menyimpan begitu banyak rahasia, siapakah yang akan dia pilih? Jika di buku sebelumnya saya diajak berjalan-jalan ke Lindoeya di Norwegia, sekarang saya diajak berjalan-jalan ke daerah yang terkenal dengan ladang anggurnya, Langenlois, di Austria. Sekali lagi saya berhasil terpesona dengan keindahan tempat yang dideskripsikan oleh penulis. Saya benar-benar merasa sedang berada di ladang anggur Hennerhof sambil menikmati segelas wine.:D. Memang untuk soal pendeskripsian tempat, penulis patut diacungi jempol. Review lengkap bisa dibaca di Jika di buku sebelumnya saya diajak berjalan-jalan ke Lindoeya di Norwegia, sekarang saya diajak berjalan-jalan ke daerah yang terkenal dengan ladang anggurnya, Langenlois, di Austria. Sekali lagi saya berhasil terpesona dengan keindahan tempat yang dideskripsikan oleh penulis.
Saya benar-benar merasa sedang berada di ladang anggur Hennerhof sambil menikmati segelas wine.:D. Memang untuk soal pendeskripsian tempat, penulis patut diacungi jempol. Review lengkap bisa dibaca di. Mungkin, kalau buku ini jadi film bakal keren deh.
Ceritanya sih akan biasa aja, tapi setting ladang anggur dan istana bangsawan Hennerhof pasti akan keren banget. Buku ini bercerita tentang Rosalia-Roz-yang setelah mengajukan cuti, merasa kebingungan akan kemana untuk menghabiskan 3 minggu cutinya. Lisa, sekretarisnya menawarinya liburan di kampung halamannya, Langenlois, daerah ladang anggur yang berjarak beberapa jam dari Veinna, tempat tinggal Roz. Karena tak pernah benar-benar merencanakan l Mungkin, kalau buku ini jadi film bakal keren deh.
Ceritanya sih akan biasa aja, tapi setting ladang anggur dan istana bangsawan Hennerhof pasti akan keren banget. Buku ini bercerita tentang Rosalia-Roz-yang setelah mengajukan cuti, merasa kebingungan akan kemana untuk menghabiskan 3 minggu cutinya. Lisa, sekretarisnya menawarinya liburan di kampung halamannya, Langenlois, daerah ladang anggur yang berjarak beberapa jam dari Veinna, tempat tinggal Roz. Karena tak pernah benar-benar merencanakan liburan, Roz menerima ajakannya.
Semula, Roz pikir mereka hanya akan tinggal di rumah biasa. Ternyata, Roz salah. Yang menyambutnya di sana adalah ladang anggur luas dengan anggur yang ranum siap panen. Ditambah ternyata Lisa mengelola sebuah istana bangsawan -Lisa ternyata masih keturunan keluarga bangsawan Hennerhof- yang berubah menjadi penginapan. Istana di tengah ladang anggur.
Apa yang lebih baik dari itu untuk menghabiskan liburanmu? Namun, setelah beberapa hari menginap, dari Lisa, Roz mengetahui bahwa keluarga Lisa, yang kini hanya ada Lisa dan Ibunya, Frau Henner, punya masalah keuangan yang serius. Sangat serius sehingga Bank akan menyita seluruh aset keluarga Hennerhof.
Roz akhirnya turun tangan membantu. Dalam kisah liburan dan membantu keluarga Lisa, Roz bertemu 2 orang pria. Bjour sang aktor film action yang tampan mempunyai ikatan emosional dengan ladang anggur (orang tuanya sering mengajaknya liburan di tempat itu, sedari kecil). Lalu ada Dagny, petani anggur berpenamilan lusuh yang dari awal pertemuan selalu membuat tingkat kewaspadaan Roz meningkat.
Dengan baju dan sepatu bot lusuh, juga brewok yang menutupi setengah mukanya, Dagny lebih mirip orang-orangan sawah. Bersama Lisa, dia mengurai benang kusut keuangan keluarga bangsawan itu. Bersama Bjorn, dia mendapati hari-hari yang terasa manis. Bersama Dagny, dia mendapati kejutan-kejutan yang diantaranya, anehnya terasa manis.
Novel roman tanpa konflik salah paham, bagai sayur tanpa micin. Kurang menggairahkan. Dan di novel ini, konflik salah paham yang terjadi, sedikit lebih berisi. Malah sebagai pembaca, aku sempat ikut salah menebak, padahal udah pede banget itu benaršdan itu menyenangkan. Meski ada beberapa paragraf yang aku lompati, karena detilnya mbak K. Fischer menjelaskan tentang ladang anggur yg katakanlah, membuat aku bosan, tapi buku ini layak pake banget untuk kamu baca. Lumayan suka dengan kisah yang disajikan penulis.
Tapi tetap saja yang paling menarik dan yang paling aku suka itu di bagian anggurnya. Penjelasan bagaimana cara memelihara anggur agar kualitasnya tetap segar dan bagus, pemeliharaan secara alami - apalagi sampai harus dilepas kambing gitu, hehehe *nggak nyangka. Untuk kisah percintaanya, aku kok ngerasa agak bertele-tele yaa. Awalnya malah aku nggak ngerasain romance-nya sama sekali, tapi makin kesininya baru terasa. Romance-nya 'bangett' yaa, d Lumayan suka dengan kisah yang disajikan penulis. Tapi tetap saja yang paling menarik dan yang paling aku suka itu di bagian anggurnya.
Penjelasan bagaimana cara memelihara anggur agar kualitasnya tetap segar dan bagus, pemeliharaan secara alami - apalagi sampai harus dilepas kambing gitu, hehehe *nggak nyangka. Untuk kisah percintaanya, aku kok ngerasa agak bertele-tele yaa. Awalnya malah aku nggak ngerasain romance-nya sama sekali, tapi makin kesininya baru terasa.
Romance-nya 'bangett' yaa, dan walaupun romance-nya nggak bikin ikutan panas yg baca, tetap aja ini bacaan untuk 17+ jadi yangdi bawah ituu, talong minta bimbingannya sama yg senior yaa, heheheh. Read my full review on: Roz merasa dikhianati teman sekantornya, Hubert. Semua hasil pekerjaan itu adalah buatan Roz, milik Roz. Bukan karena Hubert yang menyampaikannya, membuat itu semua menjadi milik Hubert. Saat ada pertemuan internasional di Mesir, dan perwakilan perusahaan tidak boleh seorang perempuan, Hubert-lah yang terpilih. Saat itulah Roz merasa waktu yang tepat membiarkan Hubert berpikir sendiri tanpanya dan waktu yang tepat untuk cuti tiga mi Read my full review on: Roz merasa dikhianati teman sekantornya, Hubert.
Semua hasil pekerjaan itu adalah buatan Roz, milik Roz. Bukan karena Hubert yang menyampaikannya, membuat itu semua menjadi milik Hubert. Saat ada pertemuan internasional di Mesir, dan perwakilan perusahaan tidak boleh seorang perempuan, Hubert-lah yang terpilih. Saat itulah Roz merasa waktu yang tepat membiarkan Hubert berpikir sendiri tanpanya dan waktu yang tepat untuk cuti tiga minggu setelah bekerja enam tahun tanpa liburan sedikit pun. Tidak sulit mendapat jatah cuti sepanjang itu. Yang sulit adalah menemukan tempat liburan untuk cuti sepanjang itu. Roz bahkan tidak tahu harus pergi berlibur ke mana.
Untunglah Lisa, sekretarisnya, mengajaknya ke hotel dan perkebunan anggur milik keluarganya di Langenlois, daerah produksi anggur terbesar di Austria. Selama tinggal di Vienna, Roz belum pernah ke mana-mana. Baru kali ini ia mengunjungi daerah perkebunan anggur secara langsung. Sebuah tempat yang membuka mata Roz tentang produksi anggur yang selama ini tidak terlalu diketahuinya. Lisa tinggal di perkebunan dan hotel Hennerhof yang diwarisi secara turun temurun oleh keluarganya.
Roz tak menyangka liburannya di Hennerhof membawanya berkenalan dengan dua orang pemuda sekaligus. Yang satu lelaki tampan yang supel dan baik hati bernama Bjorn dan laki-laki brewok misterius menyeramkan bernama Dagny. Dan seolah belum lengkap dengan kehadiran dua cowok baru di hidup Roz, Roz juga masuk ke dalam permasalahan Hennerhof demi membantu Lisa. I don't always read romance, but when I do, it's gonna be K. Saya ingat-ingat dulu. Sepertinya memang ini Amore pertama saya walau saya juga pernah membaca romansa semacam ini dengan label berbeda, Women's fiction misalnya. Sampai saya mengetik ini pun saya masih berpikir kenapa saya bisa menyukai ini, dilihat dari selera manis saya yang ingin saya dapatkan dari makanan penutup saja.
Coba saya urai satu per satu. Nama pengarangnya, satu. Saya sudah tertarik dengan Denting Lara, sudah me I don't always read romance, but when I do, it's gonna be K. Saya ingat-ingat dulu.
Sepertinya memang ini Amore pertama saya walau saya juga pernah membaca romansa semacam ini dengan label berbeda, Women's fiction misalnya. Sampai saya mengetik ini pun saya masih berpikir kenapa saya bisa menyukai ini, dilihat dari selera manis saya yang ingin saya dapatkan dari makanan penutup saja. Coba saya urai satu per satu. Nama pengarangnya, satu.
Saya sudah tertarik dengan Denting Lara, sudah membacanya juga, dan saya suka beberapa unsurnya. Lalu saya melihat Blue Vino ini (jadi terngiang iklan sepeda motor matic) yang recommended, akhirnya jadi ikut tertarik. Saya menyebut nama pengarang dulu karena tulisan beliau memang khas. Konflik meletup di mana-mana, deskripsi latar yang bisa jadi bahan untuk saya pelajari, serta hal unik yang saling berkesinambungan. Blue Vino langsung menangkap minat saya lewat Hennerhof yang vintage. Pengin banget ke sana! Resepsi pernikahan yang digelar di kastel penginapan itu juga dreamy dan 'saya banget'.
Semoga kesampaian. Saya dibuat senyum-senyum sendiri ketika Dagny muncul. Entah kenapa. Sudah lama saya tidak mesem-mesem baper seperti ini dengan kisah romantis, mungkin karena penggambaran tokoh cowok itu yang membumi. Saya nggak keberatan dia berewok (ayo, tumbuhkan janggutmu lagi di No-shave November, Dagny!).
Dia juga sosok yang punya passion dan prinsip. Tokoh-tokoh lainnya juga manusiawi, abu-abu. Saya sendiri kurang bisa terhubung dengan Roz, tapi saya bisa paham kenapa dia dan Bjorn+Dagny begitu insta-love. Jadi soal yang satu itu termaafkan. Ada satu lagi ciri penulis yang kurang sesuai selera saya, yaitu bahasa yang mendayu-dayu. Untungnya, Blue Vino memliki kadar mendayu yang sedikit ketimbang Denting Lara. Bukan hanya kalimat panjang dengan arti singkat, tapi juga perumpamaan yang berlebih seperti 'mampu meledakkan sel otak' ketika Roz melihat kembang api dan 'saking berbinarnya, mata mereka menjadi senter yang memandu mereka pulang' karena saya membayangkannya secara harfiah, sel otak mereka meledak dan mata mereka tahu-tahu seperti kucing.
Dan yang sebetulnya mengganjal adalah dialognya. Mungkin karena ditulis dengan Bahasa Indonesia, tapi maksud padanannya bahasa asing.
Namun kadang terselip celetukan khas Indonesia seperti 'banget', 'ya', 'kan'. Selain itu kata-katanya pun terpenggal dan tidak ada dialogue tag seperti di Denting Lara--membuat saya bingung siapa yang berbicara.
Kalau saya mengerti Bahasa Jerman sepertinya akan lebih nyambung. Tapi tetap saja, saya akan membaca karya Frau Fischer yang lain. Narasinya jawara. Deskripsinya apalagi, luar biasa mendetail. Tapi kadang saking mendetailnya jadi saya skip-skip. Terutama bagian presentasi bisnis Roz, pas dia nguping pembicaraan Bjorn dan tahu kalau pria itulah yang bakal beli perkebunan anggur Lisa.
Terlalu banyak informasi, jatuhnya jadi membosankan sekali. Ceritanya sendiri bukan selera saya, sih. Karakter-karakternya juga nggak berkesan. Terutama Roz.
Dia terkesan murahan di mata saya. Dan Dagny juga biasa-biasa aja, nggak bi Narasinya jawara.
Deskripsinya apalagi, luar biasa mendetail. Tapi kadang saking mendetailnya jadi saya skip-skip. Terutama bagian presentasi bisnis Roz, pas dia nguping pembicaraan Bjorn dan tahu kalau pria itulah yang bakal beli perkebunan anggur Lisa. Terlalu banyak informasi, jatuhnya jadi membosankan sekali. Ceritanya sendiri bukan selera saya, sih. Crack Cadsoft. Karakter-karakternya juga nggak berkesan. Terutama Roz.
Dia terkesan murahan di mata saya. Dan Dagny juga biasa-biasa aja, nggak bikin mesem-mesem. Tapi saya menikmati membaca novel ini. Tulisan yang indah dan berkelas. Pen name of Author of various books and hundreds of articles. Published Book: 16* Among the Pink Poppies (BIP, 2017) 15* Sukacita Kasih Natal (BIP,2015) 14* Berlabuh di Lindoeya (GPU,2015) 13* Denting Lara (BIP,2015) 12* Blue Vino (GPU, 2013) 11* Mendidik Anak ala Homeschool - 52 Aktivitas Menyenangkan Belajar Sains (BIP,2013) 10* Mendidik Anak ala Homeschool - 52 Aktivitas Untuk Meluaskan Waw Pen name of Author of various books and hundreds of articles.